Rabu, 27 Mei 2015

PROPOSAL



UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR
MATA PELAJARAN GEOGRAFI
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE
PADA SISWA KELAS XI IPS 1 MAN CIWARINGIN
(Penelitian Tindakan Kelas)

A.     Latar Belakang Masalah
Model examples non examples adalah taktik yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep.  Taktik ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang terdiri dari examples non examples dari suatu definisi konsep yang ada dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada.  Examples memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan non examples memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas Menurut Buehl (1996) dalam Apariani dkk, (2010:20).
Berdasarkan penelitian yang saya lakukan di Madrasah Aliyah Negeri Ciwaringin Cirebon, saya menemukan beberapa permasalahan di kelas XI IPS 1 pada mata pelajaran geografi. Permasalahan tersebut disebabkan oleh guru dan siswa itu sendiri, ketika pembelajaran berlangsung murid banyak yang tidur di kelas dikarenakan metode yang digunakan oleh guru tersebut hanya metode ceramah saja.
Selain permasalahan metode yang dilakukan oleh guru tersebut, ada permasalahan lain yang menyebabkan murid banyak yang tertidur di kelas saat pembelajaran berlangsung yaitu dikarenakan merasa capek dengan kegiatannya sehari-hari. Karena hampir semua murid di MAN Ciwaringin santri sehingga mereka lelah dengan aktifitas atau kegiatan dari pondok yang menyita waktu.
Jadi, ketika mereka mengikuti pembelajaran yang hanya bermetode ceramah mereka merasa bosan sehingga materi yang diberikan oleh guru terkadang kurang dapat dipahami oleh sisiwa sehingga murid lebih memilih tidur dari pada memperhatikan guru yang sedang menyampaikan materi sehingga berimbas pada hasil belajar mereka yang cenderung rendah dan tidak mencapai KKM. Perlu diketahui KKM mata pelajaran geografi sendiri yaitu 75. Sedangkan masih ada 8 orang yang belum mencapai KKM dan hanya mencapai nilai 68 dari jumlah siswa 35 orang. Maka untuk mengatasi masalah tersebut dalam penelitian ini akan menggunakan model Example non Example. Dari latar belakang yang sudah dipaparkan, maka dalam Penelitian Tindakan Kelas kali ini, berjudul UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJARMATA PELAJARAN GEOGRAFI  DENGAN MENGGUNAKAN MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE PADA SISWA KELAS XI IPS 1 MAN CIWARINGIN”.
B.     Rumusan masalah
1)      Bagaimana penerapan model Example non example terhadap proses pembelajaran  kelas XI IPS 1 di MAN Ciwaringin? 
2)      Bagaimana motivasi siswa setelah menggunakan model example non example dalam proses pembelajaran ?
3)      Bagaimana hasil belajar siswa setelah menggunakan model example non example?

C.    Tindakan Yang Dipilih
Tindakan yang akan dilakukan, berdasarkan permasalahan yang sedang dialami dan di kaji saat ini adalah menerapkan model example non example terhadap proses pembelajaran Geografi. Sebagai implementasi dari penerapan model example non example tersebut akan dilakukan melalui Penelitian Tindakan Kelas yang akan dilakukan oleh guru geografi yang bersangkutan, yang akan di bantu oleh peneliti dengan cara ikut mengamati proses pembelajaran yang berlangsung saat diterapkannya model example non example ini.

D.    Tujuan Penelitian
a)      Tujuan Umum
Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada pelajaran geografi melalui penggunaan model example non example.
b)      Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusunya adalah :
1.      Untuk mengetahui penerapan model example non example terhadap proses pembelajaran di kelas XI IPS 1 MAN Ciwaringin.
2.      Untuk mengetahui motivasi siswa setelah menggunakan model example non example dalam proses pembelajaran.
3.      Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunakan model example non example.

E.     Ruang Lingkup
Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 di MAN Ciwaringin menjadi hal yang akan di jadikan pengukuran  terhadap penelitian menggunakan model example non example.

F.     Hasil/Manfaat yang diharapkan.
1)      Manfaat bagi Siswa.
a.       Sebagai salah satu cara dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.
b.      Dengan motivasi belajar yang tinggi maka akan meningkatkan kemampuan dan hasil belajar siswa.
c.       Mempermudah siswa dalam memahami dam memecahkan masalah dalam pelajaran Geografi.

2)      Manfaat bagi Guru.
a.       Dengan adanya penelitian tindakan kelas ini guru dapat mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan baik itu dengan merubah media pembelajarn maupun merubah strategi belajar demi perbaikan prestasi belajar siswa dan tujuan yang hendak di capai dapat tercapai.
b.      Sebagai bahan untuk evaluasi guru terhadap media-media pembelajaran yang dipakai dalam proses belajar mengajar.
c.       Untuk melatih guru melakukan penelitian – penelitian tindakan kelas yang dapat dilakukan untuk perbaikan proses pembelajaran maupun prestasi belajara dari siswanya.

3)      Manfaat bagi Sekolah.
a.       Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan bantuan kepada sekolah dalam memperbaiki sistem pembelajaran disekolah.
b.      Diperoleh panduan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan meodel example non example yang selanjutnya diharapkan dapat di pakai untuk pelajaran-pelajaran lain baik di MAN Ciwaringin ataupun di sekolah-sekolah lainya.

G.    Kajian Pustaka
Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan. Menurut Hamalik (2011: 161) motivasi sangat menentukan tingkat berhasil atau gagalnya perbuatan belajar siswa. belajar tanpa adanya motivasi kiranya akan sangat sulit untuk berhasil. Sebab, seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.
Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Segala sesuatu yang menarik minat orang lain belum tentu menarik minat yang lain selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan kebutuhannya (Djamarah, 2008: 148).
Menurut Kellough (dalam Sumarno, 2011) dalam kegiatan belajar mengajar, peran guru yang sangat penting dalam mendorong pembelajaran siswa adalah meningkatkan keinginan siswa atau motivasi siswa untuk belajar. Dalam  melakukan tugas tersebut, guru perlu memahami siswa dengan baik agar nantinya guru mampu menyediakan pengalaman-pengalaman pembelajaran, yang darinya siswa menemukan sesuatu yang menarik, bernilai, dan secara intrinsik memotivasi, menantang, dan berguna bagi mereka. McCarty dan Siccone (dalam Sumarno, 2011) menjelaskan bahwa semakin baik guru memahami minat-minat siswa, dan menilai tingkat keterampilan siswa, maka semakin efektif dan menjangkau mengajari mereka.
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Anni et al. 2005). Perolehan aspek-aspek perubahan perilku tersebut tergantung pada pada yang di pelajari oleh pembelajar. Hasil belajar yang dicapai oleh siswa di sekolah merupakan tujuan dari kegiatan belajarnya. Berkenaan dengan tujuan ini, Bloom dalam Anni et al. (2005) mengemukakan taksonomi yang mencakup tiga kawasan, yaitu kawasan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
1.      Model Example non example
Menurut Buehl (1996) dalam Apariani dkk, (2010:20) menjelaskan bahwa examples non examples adalah taktik yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep.  Taktik ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang terdiri dari examples non examples dari suatu definisi konsep yang ada dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada.  Examples memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan non examples memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas.
Model Pembelajaran Example Non Example atau juga biasa di sebut example and non-example merupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran.
Metode Example non Example adalah metode yang menggunakan media gambar dalam penyampaian materi pembelajaran yang bertujuan mendorong siswa untuk belajar berfikir kritis dengan jalan memecahkan permasalahan-permasalahan yang terkandung dalam contoh-contoh gambar yang disajikan
Konsep pada umumnya dipelajari melalui dua cara. Paling banyak konsep yang kita pelajari di luar sekolah melalui pengamatan dan juga dipelajari melalui definisi konsep itu sendiri. Example and Nonexample adalah taktik yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep. Taktik ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang terdiri dari example dan non-example dari suatu definisi konsep yang ada, dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada.
Example memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan non-example memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas.
Example Non Example dianggap perlu dilakukan karena suatu definisi konsep adalah suatu konsep yang diketahui secara primer hanya dari segi definisinya dari pada dari sifat fisiknya.
Model Pembelajaran Examples Non Examples atau juga biasa di sebut Examples And Non-Examples merupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Penggunaan media gambar ini disusun dan dirancang agar anak dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk diskripsi singkat mengenai apa yang ada didalam gambar.
Salah satu proses belajar mengajar adalah gambar. Media gambar merupakan salah satu alat yang digunakan dalam proses belajar mengajar yang dapat membantu mendorong siswa lebih melatih diri dalam mengembangkan pola pikirnya. Dengan menerapkan media gambar diharapkan dalam pembelajaran dapat bermanfaat secara fungsional bagi semua siswa. Sehingga dalam kegiatan pembelajaran siswa diharapkan akan aktif termotivasi untuk belajar.
Dengan memusatkan perhatian siswa terhadap example dan non-example diharapkan akan dapat mendorong siswa untuk menuju pemahaman yang lebih dalam mengenai materi yang ada.
Examples non examples merupakan model pembelajaran dengan mempersiapkan gambar, diagram, atau tabel sesuai materi bahan ajar dan kompetensi, sajian gambar ditempel atau memakai LCD/OHP, dengan petunjuk guru siswa mencermati sajian, diskusi kelompok tentang sajian gambar tadi, presentasi hasil kelompok, bimbingan penyimpulan, evaluasi, dan refleksi (Roestiyah. 2001: 73).
Selanjutnya Slavin dalam Djamarah, (2006: 1) dijelaskan bahwa examples non examples adalah model pembelajaran yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat diperoleh dari kasus atau gambar yang relevan dengan Kompetensi Dasar.
Menurut (Agus Suprijono, 2009 : 125) Langkah – langkah model pembelajaran examples non examples diantaranya :
1.      Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Gambar yang digunakan tentunya merupakan gambar yang relevan dengan materi yang dibahas sesuai dengan Kompetensi Dasar.
2.      Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui LCD atau OHP, jika ada dapat pula menggunakan proyektor. Pada tahapan ini guru juga dapat meminta bantuan siswa untuk mempersiapkan gambar yang telah dibuat dan sekaligus pembentukan kelompok siswa.
3.      Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada peserta didik untuk memperhatikan/menganalisis gambar. Biarkan siswa melihat dan menelaah gambar yang disajikan secara seksama, agar detil gambar dapat difahami oleh siswa. Selain itu, guru juga memberikan deskripsi jelas tentang gambar yang sedang diamati siswa.
4.      Melalui diskusi kelompok 2-3 orang peserta didik, hasil diskusi dari analisis gambar tersebut dicatat pada kertas. Kertas yang digunakan akan lebih baik jika disediakan oleh guru.
5.      Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya. Siswa dilatih untuk menjelaskan hasil diskusi mereka melalui perwakilan kelompok masing-masing.
6.      Mulai dari komentar/hasil diskusi peserta didik, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai. Setelah memahami hasil dari analisa yang dilakukan siswa, maka guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
7.      Guru dan peserta didik menyimpulkan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran
Modifikasi model pembelajaran Examples Non Examples :
1.      Guru menulis topik pembelajaran
2.      Guru menulis tujuan pembelajaran
3.       Guru membagi peserta didik dalam kelompok (masing-masing kelompok beranggotakan 6-7 orang)
4.      Guru menempelkan gambar di papan tulis atau menayangkannya melalui LCD atau OHP
5.      Guru meminta kepada masing-masing kelompok untuk membuat rangkuman tentang macam-macam gambar yang ditunjukkan oleh guru melalui LCD
6.      Guru meminta salah satu kelompok mempresentasikan hasil rangkumannya, sementara kelompok lain sebagai penyangga dan penanya.
7.      Peserta didik melakukan diskusi
8.      Guru memberikan penguatan pada hasil diskusi.
Model example non example penting dilakukan karena suatu definisi konsep adalah suatu konsep yang diketahui secara primer hanya dari segi definisinya daripada dari sifat fisiknya. Dengan memusatkan perhatian siswa terhadap example dan nonexample diharapkan akan dapat mendorong siswa untuk menuju pemahaman yang lebih dalam mengenai materi yang ada.
Kerangka konsep model pembelajaran example non example antara lain:
1.      Menggeneralisasikan pasangan antara contoh dan non-contoh yang menjelaskan beberapa dari sebagian besar karakter atau atribut dari konsep baru. Menyajikan itu dalam satu waktu dan meminta siswa untuk memikirkan perbedaan apa yang terdapat pada dua daftar tersebut. Selama siswa memikirkan tentang tiap examples dan non-examples tersebut, tanyakanlah pada mereka apa yang membuat kedua daftar itu berbeda.
2.      Menyiapkan examples dan non examples tambahan, mengenai konsep yang lebih spesifik untuk mendorong siswa mengecek hipotesis yang telah dibuatnya sehingga mampu memahami konsep yang baru.
3.      Meminta siswa untuk bekerja berpasangan untuk menggeneralisasikan konsep examples dan non-examples mereka. Setelah itu meminta tiap pasangan untuk menginformasikan di kelas untuk mendiskusikannya secara klasikal sehingga tiap siswa dapat memberikan umpan balik.
4.      Sebagai bagian penutup, adalah meminta siswa untuk mendeskripsikan konsep yang telah diperoleh dengan menggunakan karakter yang telah didapat dari examples dan non-examples.

2.      Prinsip / ciri-ciri  Model Pembelajaran Example non Example
Metode Example non Example juga merupakan metode yang mengajarkan pada siswa untuk belajar mengerti dan menganalisis sebuah konsep. Konsep pada umumnya dipelajari melalui dua cara. Paling banyak konsep yang kita pelajari di luar sekolah melalui pengamatan dan juga dipelajari melalui definisi konsep itu sendiri.  Example and Nonexample adalah taktik yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep.
Strategi yang diterapkan dari metode ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang terdiri dari example example (memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan)  dan non-example (memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas) dari suatu definisi konsep yang ada, dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada. 

3.      Kelebihan dan kekurangan Model Pembelajaran Example Non Example
Menurut Buehl dalam (Apriani dkk, 2007:219) mengemukakan kelebihan metode example non example antara lain:
a.       Siswa berangkat dari satu definisi yang selanjutnya digunakan untuk memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih kompleks.
b.      Siswa terlibat dalam satu proses discovery (penemuan), yang mendorong mereka untuk membangun konsep secara progresif melalui pengalaman dari example dan non example
c.       Siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian non example yang dimungkinkan masih terdapat beberapa bagian yang merupakan suatu karakter dari konsep yang telah dipaparkan pada bagian example.
Keunggulan lainnya dalam model pembelajaran examples non examples diantaranya :
a.       Siswa lebih berfikir kritis dalam menganalisa gambar yang relevan dengan Kompetensi Dasar (KD)
b.      Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar yang relevan dengan Kompetensi Dasar (KD)
c.       Siswa diberi kesempata mengemukakan pendapatnya yang mengenai analisis gambar yang relevan dengan Kompetensi Dasar (KD)

Kekurangan Model Pembelajaran Example Non Example
a.    Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
b.    Memakan waktu yang lama.


H.    Hipotesa Tindakan.
Berdasarkan rumusan masalah yang telah di kemukakan maka penulis merumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah :
“ penggunaan model example non example dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 ”.

I.       Metode Penelitian
1)      Lokasi dan Waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan di MAN Ciwaringin. Pada Hari Kamis 30 April 2015 alokasi waktu 2x45 Menit atau 1,5 Jam pelajaran di Kelas XI IPS 1.
2)      Subjek Penelitian.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa/i kelas XI IPS 1 MAN Ciwaringin Tahun ajaran 2014/2015 dengan jumlah 35 Orang tediri dari 18 siswa dan 17 siswi.
3)      Prosedur Penelitian
Sesuai dengan model yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas kali ini yaitu menggunakan model example non example untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, maka dalam penelitian ini akan menggunakan model dari Kemmis dan Taggart, yang di dalamnya mempunyai prosedur yang harus dilalui pada setiap siklusnya meliputi perencanaan, pelaksanaan,observasi,evaluasi dan refleksi. Dimana pada penelitian ini akan dilaksanakan dua siklus.
a.                        Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini meliputi beberapa persiapan – persiapan yang akan dilakukan dalam meneliti, seperti :
a)      Mengadakan pertemuan dengan pihak sekolah terkait dengan akan diadakannya penelitian.
b)      Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
c)      Membuat skenario pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri agar pembelajaran lebih menarik.
d)     Menyiapakan alat tulis, media pembelajaran sebagai model dalam pembelajaran dan lokasi pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran.
e)      Menyiapkan bahan ajar untuk dipelajari dan dipahami oleh siswa.

b.                   Pelaksanaan Tindakan
Pada pelakasanaan tindakan ini guru mulai aktif dalam menyampaikan pembelajarannya sesuai dengan rencana yang telah disusun, adapun skenario tindakan meliputi :
a)      Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari proses pembelajaran dan pentingnya pembelajaran.
b)      Guru menjelaskan prosedur pembelajaran dengan metode inkuiri dan memberikan penjelasan materi dengan menggunakan media audio – visual.
c)      Guru membentuk kelompok yang anggotanya 4-6 orang setiap kelompoknya.
d)     Tiap kelompok diberikan materi dengan studi kasus yang ada didalamnya dan melakukan season tanya jawab sesuai dengan materi yang sedang dipelajari
e)      Melalui metode tanya jawab tersebut siswa ditugaskan untuk berfikir keras terhadap materi yang sedang dipelajarinya.
f)       Adanya evaluasi
g)      Kesimpulan dan penutup
c.                   Tahap Observasi
Pada tahap observasi ini, guru sebagai pelaksana peneliti diharuskan untuk mengobservasi kegiatan dikelas, mengobservasi siswa serta melakukan wawancara dengan siswa yang telah mengikuti pembelajaran sebelumnya. Pada tahap observasi ini dilakukan oleh guru. Observasi ini bisa dilakukan dengan melakukan wawancara menggunakan tape recorder maupun video menggunakan alat elektronik lainnya.
d.                  Tahap Evaluasi
Pada tahap evaluasi ini, dilakukan dengan menggunakan tes formatif dan lembar kegiatan siswa, hal tersebut dilakukan untuk membantu proses pengumpulan data hasil proses belajar siswa mengajar, serta untuk mengukur kemampuan pemahaman siswa terhadap materi sejarah IPS ini. tes formatif dilakukan pada akhir setiap siklus, adapun aspek yang diukur adalah :
a)      Pendapat siswa kelas XI IPS 1 MAN Ciwaringin sebagai acuan dalam pelaksanaan pembelajaran yang telah berlangsung dan menggambarkan peningkatan aktivitas siswa kelas XI IPS 1 MAN Ciwaringin pada setiap akhir kegiatan pemebelajaran.
b)      Peningkatan prestasi belajar siswa kelas XI IPS I MAN Ciwaringin setelah melaksanakan satu utuh satu siklus.
e.                   Refleksi
Pada tahapan refleksi ini diambil setelah melakukan evaluasi, pada tahap ini dianalisis dan dikaji mengenai apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang msih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan belajar example non example. Setelah dianalisis maka akan digunakan untuk merefleksikan pada siklus berikutnya.
J.      Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :
1.    Observasi
Yaitu tindakan yang dilakukan secara langsung untuk melihat fakta yang nyata terhadap perubahan siswa dari aspek keaktifan setelah menggunakan model example non example pada penelitian tindakan kelas.
2.      Tes Formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep pada pembelajaran IPS geografi. Tes formatif ini diberikan setiap akhir siklus. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan guru (obyektif).




K.    Analisis Data
Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriftif kualitatif, yaitu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
L.     Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

NO
Uraian Kegiatan

Waktu





Minggu ke 1
Minggu ke 2
Minggu ke 3
Minggu
Ke 4
Minggu ke 5
Minggu
Ke6
Minggu ke 7
Minggu ke 8
Minggu ke9
Minggu ke10
1
Menyusun Proposal










2
Menyusun Instrumen










3
Pelaksanaan Penelitian










4
Pengolahan data










5
Menyusun laporan hasil Penelitian
















DAFTAR PUSTAKA

Acep Yonny, 2010, Menyusun Penelitian Tindakan Kelas ,Yogyakarta: Familia

 Anonim., 2005. Pedoman Penyusunan Usulan dan Laporan Penelitian Tindakan Kelas Tahun Anggaran 2006. Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi. Jakarta.

Dahlan.1990.Model-model Mengajar. Bandung : CV. Diponegoro

 Djamarah. S. B. Dan Zain,  A. 2006. “Strategi Belajar Mengajar”. Jakarta: Rineka Cipta.

 Hamalik, Oemar. 2007. Proses Belajar Mengajar”. Jakarta: PT Bumi Aksara.





















1 komentar:

  1. William Hill Betting Locations | Mapyro
    Find William 메이피로출장마사지 Hill sports betting locations in Maryland, goyangfc.com West Virginia, Indiana, https://sol.edu.kg/ Pennsylvania, South Dakota, novcasino West Virginia 바카라 사이트 and more. BetRivers.com.

    BalasHapus