UPAYA
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR
MATA
PELAJARAN GEOGRAFI
DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE
PADA
SISWA KELAS XI IPS 1 MAN CIWARINGIN
(Penelitian
Tindakan Kelas)
A. Latar
Belakang Masalah
Model examples
non examples adalah
taktik yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep. Taktik ini
bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang
terdiri dari examples non examples dari suatu definisi konsep yang ada
dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang
ada. Examples memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh
akan suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan non examples memberikan
gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang
dibahas Menurut Buehl (1996) dalam Apariani dkk, (2010:20).
Berdasarkan penelitian yang saya lakukan
di Madrasah Aliyah Negeri Ciwaringin Cirebon, saya menemukan beberapa
permasalahan di kelas XI IPS 1 pada mata pelajaran geografi. Permasalahan
tersebut disebabkan oleh guru dan siswa itu sendiri, ketika pembelajaran
berlangsung murid banyak yang tidur di kelas dikarenakan metode yang digunakan
oleh guru tersebut hanya metode ceramah saja.
Selain permasalahan metode yang
dilakukan oleh guru tersebut, ada permasalahan lain yang menyebabkan murid
banyak yang tertidur di kelas saat pembelajaran berlangsung yaitu dikarenakan
merasa capek dengan kegiatannya sehari-hari. Karena hampir semua murid di MAN
Ciwaringin santri sehingga mereka lelah dengan aktifitas atau kegiatan dari
pondok yang menyita waktu.
Jadi, ketika mereka mengikuti
pembelajaran yang hanya bermetode ceramah mereka merasa bosan sehingga materi
yang diberikan oleh guru terkadang kurang dapat dipahami oleh sisiwa sehingga
murid lebih memilih tidur dari pada memperhatikan guru yang sedang menyampaikan
materi sehingga berimbas pada
hasil belajar mereka yang cenderung rendah dan tidak mencapai KKM. Perlu
diketahui KKM mata pelajaran geografi sendiri yaitu 75. Sedangkan masih ada 8
orang yang belum mencapai KKM dan hanya mencapai nilai 68 dari jumlah siswa 35
orang.
Maka untuk mengatasi masalah tersebut dalam penelitian ini akan
menggunakan model Example non Example.
Dari latar belakang yang sudah dipaparkan, maka dalam Penelitian
Tindakan Kelas kali ini, berjudul “UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN
HASIL BELAJARMATA PELAJARAN GEOGRAFI
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE PADA SISWA KELAS XI
IPS 1 MAN CIWARINGIN”.
B.
Rumusan
masalah
1) Bagaimana
penerapan model Example non example terhadap proses pembelajaran kelas XI IPS 1 di MAN Ciwaringin?
2) Bagaimana
motivasi siswa setelah menggunakan model example non example dalam proses
pembelajaran ?
3) Bagaimana
hasil belajar siswa setelah menggunakan model example non example?
C.
Tindakan Yang Dipilih
Tindakan yang akan dilakukan, berdasarkan permasalahan yang sedang dialami
dan di kaji saat ini adalah menerapkan model example non example terhadap
proses pembelajaran Geografi. Sebagai implementasi dari penerapan model example
non example tersebut akan dilakukan melalui Penelitian Tindakan Kelas yang akan
dilakukan oleh guru geografi yang bersangkutan, yang akan di bantu oleh
peneliti dengan cara ikut mengamati proses pembelajaran yang berlangsung saat
diterapkannya model example non example ini.
D.
Tujuan Penelitian
a)
Tujuan Umum
Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada pelajaran geografi melalui
penggunaan model example non example.
b)
Tujuan Khusus
Adapun tujuan
khusunya adalah :
1.
Untuk
mengetahui penerapan model example non example terhadap proses pembelajaran di
kelas XI IPS 1 MAN Ciwaringin.
2.
Untuk
mengetahui motivasi siswa setelah menggunakan model example non example dalam
proses pembelajaran.
3.
Untuk
mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunakan model example non example.
E.
Ruang Lingkup
Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 di MAN Ciwaringin menjadi hal yang akan di jadikan pengukuran terhadap penelitian menggunakan model example non example.
F.
Hasil/Manfaat yang diharapkan.
1)
Manfaat bagi
Siswa.
a.
Sebagai salah satu cara dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa.
b.
Dengan motivasi belajar yang tinggi maka akan
meningkatkan kemampuan dan hasil belajar siswa.
c.
Mempermudah siswa dalam memahami dam memecahkan masalah
dalam pelajaran Geografi.
2)
Manfaat bagi
Guru.
a.
Dengan adanya penelitian tindakan kelas ini guru dapat
mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan baik itu dengan merubah media
pembelajarn maupun merubah strategi belajar demi perbaikan prestasi belajar
siswa dan tujuan yang hendak di capai dapat tercapai.
b.
Sebagai bahan untuk evaluasi guru terhadap media-media
pembelajaran yang dipakai dalam proses belajar mengajar.
c.
Untuk melatih guru melakukan penelitian – penelitian
tindakan kelas yang dapat dilakukan untuk perbaikan proses pembelajaran maupun
prestasi belajara dari siswanya.
3)
Manfaat bagi
Sekolah.
a.
Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan
bantuan kepada sekolah dalam memperbaiki sistem pembelajaran disekolah.
b.
Diperoleh panduan dalam pelaksanaan pembelajaran
dengan meodel example non example yang selanjutnya diharapkan dapat di pakai
untuk pelajaran-pelajaran lain baik di MAN Ciwaringin ataupun di
sekolah-sekolah lainya.
G.
Kajian Pustaka
Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan.
Menurut Hamalik (2011: 161) motivasi sangat menentukan tingkat berhasil atau
gagalnya perbuatan belajar siswa. belajar tanpa adanya motivasi kiranya akan
sangat sulit untuk berhasil. Sebab, seseorang yang tidak mempunyai motivasi
dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.
Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan
dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Segala sesuatu yang menarik minat
orang lain belum tentu menarik minat yang lain selama sesuatu itu tidak
bersentuhan dengan kebutuhannya (Djamarah, 2008: 148).
Menurut
Kellough (dalam Sumarno, 2011) dalam kegiatan belajar mengajar, peran guru yang
sangat penting dalam mendorong pembelajaran siswa adalah meningkatkan keinginan
siswa atau motivasi siswa untuk belajar. Dalam melakukan tugas tersebut,
guru perlu memahami siswa dengan baik agar nantinya guru mampu menyediakan
pengalaman-pengalaman pembelajaran, yang darinya siswa menemukan sesuatu yang
menarik, bernilai, dan secara intrinsik memotivasi, menantang, dan berguna bagi
mereka. McCarty dan Siccone (dalam Sumarno, 2011) menjelaskan bahwa semakin
baik guru memahami minat-minat siswa, dan menilai tingkat keterampilan siswa,
maka semakin efektif dan menjangkau mengajari mereka.
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami
aktivitas belajar (Anni et al. 2005). Perolehan aspek-aspek perubahan
perilku tersebut tergantung pada pada yang di pelajari oleh pembelajar. Hasil belajar yang dicapai oleh
siswa di sekolah merupakan tujuan dari kegiatan belajarnya. Berkenaan dengan
tujuan ini, Bloom dalam Anni et al. (2005) mengemukakan taksonomi yang
mencakup tiga kawasan, yaitu kawasan kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
1. Model Example non example
Menurut Buehl (1996) dalam Apariani
dkk, (2010:20) menjelaskan bahwa examples non examples adalah taktik
yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep. Taktik ini
bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang
terdiri dari examples non examples dari suatu definisi konsep yang ada
dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang
ada. Examples memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh
akan suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan non examples memberikan
gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang
dibahas.
Model Pembelajaran Example Non Example atau juga
biasa di sebut example and non-example merupakan model pembelajaran yang
menggunakan gambar sebagai media pembelajaran.
Metode Example non Example adalah metode
yang menggunakan media gambar dalam penyampaian materi pembelajaran yang
bertujuan mendorong siswa untuk belajar berfikir kritis dengan jalan memecahkan
permasalahan-permasalahan yang terkandung dalam contoh-contoh gambar yang
disajikan
Konsep pada umumnya dipelajari melalui dua cara. Paling
banyak konsep yang kita pelajari di luar sekolah melalui pengamatan dan juga
dipelajari melalui definisi konsep itu sendiri. Example and Nonexample
adalah taktik yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep. Taktik
ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan 2 hal
yang terdiri dari example dan non-example dari suatu definisi konsep yang ada,
dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang
ada.
Example memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh
akan suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan non-example memberikan
gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang
dibahas.
Example Non Example dianggap perlu dilakukan karena suatu definisi konsep
adalah suatu konsep yang diketahui secara primer hanya dari segi definisinya
dari pada dari sifat fisiknya.
Model Pembelajaran Examples Non Examples atau juga biasa di sebut Examples And Non-Examples merupakan
model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran.
Penggunaan media gambar ini disusun dan dirancang agar anak dapat menganalisis
gambar tersebut menjadi sebuah bentuk diskripsi singkat mengenai apa yang ada
didalam gambar.
Salah satu proses belajar mengajar adalah
gambar. Media gambar merupakan salah satu alat yang digunakan dalam proses
belajar mengajar yang dapat membantu mendorong siswa lebih melatih diri dalam
mengembangkan pola pikirnya. Dengan menerapkan media gambar diharapkan dalam
pembelajaran dapat bermanfaat secara fungsional bagi semua siswa. Sehingga
dalam kegiatan pembelajaran siswa diharapkan akan aktif termotivasi untuk
belajar.
Dengan memusatkan perhatian siswa terhadap example dan
non-example diharapkan akan dapat mendorong siswa untuk menuju pemahaman
yang lebih dalam mengenai materi yang ada.
Examples non examples merupakan model pembelajaran dengan mempersiapkan gambar,
diagram, atau tabel sesuai materi bahan ajar dan kompetensi, sajian gambar
ditempel atau memakai LCD/OHP, dengan petunjuk guru siswa mencermati sajian,
diskusi kelompok tentang sajian gambar tadi, presentasi hasil kelompok,
bimbingan penyimpulan, evaluasi, dan refleksi (Roestiyah. 2001: 73).
Selanjutnya Slavin dalam Djamarah, (2006: 1) dijelaskan
bahwa examples non examples adalah model pembelajaran yang menggunakan
contoh-contoh. Contoh-contoh dapat diperoleh dari kasus atau gambar yang
relevan dengan Kompetensi Dasar.
Menurut (Agus Suprijono, 2009 :
125) Langkah – langkah model pembelajaran examples non examples
diantaranya :
1.
Guru
mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Gambar yang
digunakan tentunya merupakan gambar yang relevan dengan materi yang dibahas
sesuai dengan Kompetensi Dasar.
2.
Guru
menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui LCD atau OHP, jika ada
dapat pula menggunakan proyektor. Pada tahapan ini guru juga dapat meminta
bantuan siswa untuk mempersiapkan gambar yang telah dibuat dan sekaligus
pembentukan kelompok siswa.
3.
Guru
memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada peserta didik untuk
memperhatikan/menganalisis gambar. Biarkan siswa melihat dan menelaah gambar
yang disajikan secara seksama, agar detil gambar dapat difahami oleh siswa.
Selain itu, guru juga memberikan deskripsi jelas tentang gambar yang sedang
diamati siswa.
4.
Melalui
diskusi kelompok 2-3 orang peserta didik, hasil diskusi dari analisis gambar
tersebut dicatat pada kertas. Kertas yang digunakan akan lebih baik jika
disediakan oleh guru.
5.
Tiap
kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya. Siswa dilatih untuk
menjelaskan hasil diskusi mereka melalui perwakilan kelompok masing-masing.
6.
Mulai
dari komentar/hasil diskusi peserta didik, guru mulai menjelaskan materi sesuai
tujuan yang ingin dicapai. Setelah memahami hasil dari analisa yang dilakukan
siswa, maka guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai.
7.
Guru
dan peserta didik menyimpulkan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran
Modifikasi model pembelajaran Examples Non Examples :
1.
Guru
menulis topik pembelajaran
2.
Guru
menulis tujuan pembelajaran
3.
Guru membagi peserta didik dalam kelompok (masing-masing
kelompok beranggotakan 6-7 orang)
4.
Guru
menempelkan gambar di papan tulis atau menayangkannya melalui LCD atau OHP
5.
Guru
meminta kepada masing-masing kelompok untuk membuat rangkuman tentang
macam-macam gambar yang ditunjukkan oleh guru melalui LCD
6.
Guru
meminta salah satu kelompok mempresentasikan hasil rangkumannya, sementara
kelompok lain sebagai penyangga dan penanya.
7.
Peserta
didik melakukan diskusi
8.
Guru
memberikan penguatan pada hasil diskusi.
Model example non example penting dilakukan karena
suatu definisi konsep adalah suatu konsep yang diketahui secara primer hanya
dari segi definisinya daripada dari sifat fisiknya. Dengan memusatkan perhatian
siswa terhadap example dan nonexample diharapkan akan dapat
mendorong siswa untuk menuju pemahaman yang lebih dalam mengenai materi yang
ada.
Kerangka konsep model pembelajaran example
non example antara lain:
1.
Menggeneralisasikan
pasangan antara contoh dan non-contoh yang menjelaskan beberapa dari sebagian
besar karakter atau atribut dari konsep baru. Menyajikan itu dalam satu waktu
dan meminta siswa untuk memikirkan perbedaan apa yang terdapat pada dua daftar
tersebut. Selama siswa memikirkan tentang tiap examples dan non-examples
tersebut, tanyakanlah pada mereka apa yang membuat kedua daftar itu berbeda.
2.
Menyiapkan
examples dan non examples tambahan, mengenai konsep yang lebih
spesifik untuk mendorong siswa mengecek hipotesis yang telah dibuatnya sehingga
mampu memahami konsep yang baru.
3.
Meminta
siswa untuk bekerja berpasangan untuk menggeneralisasikan konsep examples dan
non-examples mereka. Setelah itu meminta tiap pasangan untuk menginformasikan
di kelas untuk mendiskusikannya secara klasikal sehingga tiap siswa dapat
memberikan umpan balik.
4.
Sebagai
bagian penutup, adalah meminta siswa untuk mendeskripsikan konsep yang telah
diperoleh dengan menggunakan karakter yang telah didapat dari examples dan
non-examples.
2. Prinsip /
ciri-ciri Model Pembelajaran Example non Example
Metode Example non Example juga merupakan
metode yang mengajarkan pada siswa untuk belajar mengerti dan menganalisis
sebuah konsep. Konsep pada umumnya dipelajari melalui dua cara. Paling banyak
konsep yang kita pelajari di luar sekolah melalui pengamatan dan juga
dipelajari melalui definisi konsep itu sendiri.
Example and Nonexample adalah taktik yang dapat digunakan untuk
mengajarkan definisi konsep.
Strategi yang diterapkan dari metode ini
bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang
terdiri dari example example (memberikan gambaran akan sesuatu yang
menjadi contoh akan suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan) dan non-example
(memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang
sedang dibahas) dari suatu definisi konsep yang ada, dan meminta siswa untuk
mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada.
3.
Kelebihan
dan kekurangan Model Pembelajaran Example Non Example
Menurut Buehl dalam (Apriani dkk,
2007:219) mengemukakan kelebihan metode example non example
antara lain:
a.
Siswa berangkat dari satu definisi yang selanjutnya digunakan
untuk memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih kompleks.
b.
Siswa terlibat dalam satu proses discovery (penemuan), yang
mendorong mereka untuk membangun konsep secara progresif melalui pengalaman
dari example dan non example
c.
Siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi
karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian non example
yang dimungkinkan masih terdapat beberapa bagian yang merupakan suatu karakter
dari konsep yang telah dipaparkan pada bagian example.
Keunggulan lainnya dalam
model pembelajaran examples non examples diantaranya :
a.
Siswa lebih berfikir kritis dalam menganalisa gambar yang relevan
dengan Kompetensi Dasar (KD)
b.
Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar yang
relevan dengan Kompetensi Dasar (KD)
c.
Siswa diberi kesempata mengemukakan pendapatnya yang mengenai
analisis gambar yang relevan dengan Kompetensi Dasar (KD)
Kekurangan Model Pembelajaran Example
Non Example
a.
Tidak semua materi dapat disajikan
dalam bentuk gambar.
b. Memakan waktu yang lama.
H.
Hipotesa Tindakan.
Berdasarkan rumusan masalah yang telah di kemukakan maka penulis merumuskan
hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah :
“ penggunaan
model example non example dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa
kelas XI IPS 1 ”.
I.
Metode
Penelitian
1)
Lokasi dan Waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan di
MAN Ciwaringin. Pada Hari Kamis 30 April 2015 alokasi waktu 2x45 Menit atau 1,5
Jam pelajaran di Kelas XI IPS 1.
2)
Subjek
Penelitian.
Subjek dalam
penelitian ini adalah siswa/i kelas XI IPS 1 MAN Ciwaringin Tahun ajaran
2014/2015 dengan jumlah 35 Orang tediri dari 18 siswa dan 17 siswi.
3)
Prosedur Penelitian
Sesuai
dengan model yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas kali ini yaitu
menggunakan model example non example
untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, maka dalam penelitian ini
akan menggunakan model dari Kemmis dan Taggart, yang di dalamnya mempunyai
prosedur yang harus dilalui pada setiap siklusnya meliputi perencanaan,
pelaksanaan,observasi,evaluasi dan refleksi. Dimana pada penelitian ini akan
dilaksanakan dua siklus.
a.
Tahap Perencanaan
Pada tahap
perencanaan ini meliputi beberapa persiapan – persiapan yang akan dilakukan
dalam meneliti, seperti :
a)
Mengadakan pertemuan dengan pihak sekolah terkait
dengan akan diadakannya penelitian.
b)
Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
c)
Membuat skenario pembelajaran dengan menggunakan
metode inkuiri agar pembelajaran lebih menarik.
d)
Menyiapakan alat tulis, media pembelajaran sebagai
model dalam pembelajaran dan lokasi pembelajaran yang sesuai dengan materi
pembelajaran.
e)
Menyiapkan bahan ajar untuk dipelajari dan dipahami
oleh siswa.
b.
Pelaksanaan Tindakan
Pada
pelakasanaan tindakan ini guru mulai aktif dalam menyampaikan pembelajarannya
sesuai dengan rencana yang telah disusun, adapun skenario tindakan meliputi :
a)
Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta
manfaat dari proses pembelajaran dan pentingnya pembelajaran.
b)
Guru menjelaskan prosedur pembelajaran dengan metode
inkuiri dan memberikan penjelasan materi dengan menggunakan media audio –
visual.
c)
Guru membentuk kelompok yang anggotanya 4-6 orang
setiap kelompoknya.
d)
Tiap kelompok diberikan materi dengan studi kasus yang
ada didalamnya dan melakukan season tanya jawab sesuai dengan materi yang
sedang dipelajari
e)
Melalui metode tanya jawab tersebut siswa ditugaskan
untuk berfikir keras terhadap materi yang sedang dipelajarinya.
f)
Adanya evaluasi
g)
Kesimpulan dan penutup
c.
Tahap Observasi
Pada tahap
observasi ini, guru sebagai pelaksana peneliti diharuskan untuk mengobservasi
kegiatan dikelas, mengobservasi siswa serta melakukan wawancara dengan siswa
yang telah mengikuti pembelajaran sebelumnya. Pada tahap observasi ini
dilakukan oleh guru. Observasi ini bisa dilakukan dengan melakukan wawancara
menggunakan tape recorder maupun video menggunakan alat elektronik lainnya.
d.
Tahap Evaluasi
Pada tahap
evaluasi ini, dilakukan dengan menggunakan tes formatif dan lembar kegiatan
siswa, hal tersebut dilakukan untuk membantu proses pengumpulan data hasil
proses belajar siswa mengajar, serta untuk mengukur kemampuan pemahaman siswa
terhadap materi sejarah IPS ini. tes formatif dilakukan pada akhir setiap
siklus, adapun aspek yang diukur adalah :
a)
Pendapat siswa kelas XI IPS 1 MAN Ciwaringin sebagai
acuan dalam pelaksanaan pembelajaran yang telah berlangsung dan menggambarkan
peningkatan aktivitas siswa kelas XI IPS 1 MAN Ciwaringin pada setiap akhir
kegiatan pemebelajaran.
b)
Peningkatan prestasi belajar siswa kelas XI IPS I MAN
Ciwaringin setelah melaksanakan satu utuh satu siklus.
e.
Refleksi
Pada tahapan
refleksi ini diambil setelah melakukan evaluasi, pada tahap ini dianalisis dan
dikaji mengenai apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang msih kurang
baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan belajar example non example. Setelah dianalisis
maka akan digunakan untuk merefleksikan pada siklus berikutnya.
J. Instrumen
Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari :
1.
Observasi
Yaitu
tindakan yang dilakukan secara langsung untuk melihat fakta yang nyata terhadap
perubahan siswa dari aspek keaktifan setelah menggunakan model example non
example pada penelitian tindakan kelas.
2.
Tes Formatif
Tes ini
disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk
mengukur kemampuan pemahaman konsep pada pembelajaran IPS geografi. Tes
formatif ini diberikan setiap akhir siklus. Bentuk soal yang diberikan adalah
pilihan guru (obyektif).
K. Analisis
Data
Untuk
mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan
analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriftif
kualitatif, yaitu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau
fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi
belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan
pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
L.
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
NO
|
Uraian Kegiatan
|
|
Waktu
|
|
|
|
|
|
|||
Minggu ke 1
|
Minggu ke 2
|
Minggu ke 3
|
Minggu
Ke 4
|
Minggu ke 5
|
Minggu
Ke6
|
Minggu ke 7
|
Minggu ke 8
|
Minggu ke9
|
Minggu ke10
|
||
1
|
Menyusun Proposal
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Menyusun Instrumen
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Pelaksanaan Penelitian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Pengolahan data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Menyusun laporan hasil Penelitian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
DAFTAR
PUSTAKA
Acep
Yonny, 2010, Menyusun Penelitian Tindakan Kelas ,Yogyakarta: Familia
Anonim.,
2005. Pedoman Penyusunan Usulan dan Laporan Penelitian Tindakan Kelas Tahun
Anggaran 2006. Direktorat
Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.
Jakarta.
Dahlan.1990.Model-model Mengajar. Bandung : CV.
Diponegoro
Djamarah.
S. B. Dan Zain, A. 2006. “Strategi Belajar Mengajar”. Jakarta:
Rineka Cipta.
Hamalik,
Oemar. 2007. “Proses Belajar Mengajar”.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
William Hill Betting Locations | Mapyro
BalasHapusFind William 메이피로출장마사지 Hill sports betting locations in Maryland, goyangfc.com West Virginia, Indiana, https://sol.edu.kg/ Pennsylvania, South Dakota, novcasino West Virginia 바카라 사이트 and more. BetRivers.com.